1. Asal Muasal dan Dasar Al-Qurʼan

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Solawat, dalam konteks Islam, berarti memohon rahmat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai bentuk penghormatan penting, solawat sudah memiliki landasan kuat sejak masa Nabi Musa AS. Dalam kisah Bani Isra’il, ketika mereka bertanya kepada Nabi Musa apakah Allah juga bersholawat (memberi rahmat) kepada makhluk-Nya, Allah menjawab:

> “Iya. Aku dan para malaikat-Ku bersholawat untuk para nabi dan rasul-Ku.”

 

Sedangkan dalam Al-Qur’an Surah Al-Ahzab ayat 56:

> “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”

 

Ayat ini turun pada bulan Sya’ban tahun kedua Hijriyah sebagai perintah langsung agar umat Islam melakukan solawat sebagai bentuk penghormatan.

2. Fungsi dan Kelebihan Solawat

Sebagai bentuk pengakuan kerasulan: Solawat adalah wujud cinta dan pengakuan atas kerasulan Nabi Muhammad SAW.

Pahala berganda: Diriwayatkan dalam hadis bahwa siapa saja yang bersholawat kepada Nabi SAW, maka malaikat juga akan mendoakan keselamatan baginya.

Dukung posisi solawat dalam ibadah: Ulama menyebut bahwa membaca shalawat begitu penting sehingga termasuk amalan yang paling diterima oleh Allah.

 

3. Evolusi Nusantara: Solawat dalam Tradisi Islam Indonesia

Sholawat Badar
Diciptakan sekitar tahun 1960-an oleh Kiai Ali Mansur dari Banyuwangi. Sholawat ini populer di berbagai acara keagamaan di Indonesia dan disebut “Badar” karena mengandung harapan berkah seperti para sahabat dalam Perang Badar.

Sholawat Wahidiyah
Pertama kali muncul pada awal Juli 1959 ketika KH. Abd. Madjid Ma’roef di Kediri menerima “alamat ghaib” berupa rekomendasi spiritual untuk memperbaiki mental masyarakat melalui solawat bathiniyah.

Sholawat Asyghil
Diriwayatkan pertama kali dibaca oleh Imam Ja’far As-Sadiq (w. 138 H) dalam bacaan qunut salat Subuh. Syair ini bertujuan agar orang zalim atau kejahatan tidak mengganggu kita—“Allahumma ṣalli ‘alā Sayyidinā Muḥammad wa ashghilil-ẓālimīna biẓ-ẓālimīna…”

Sholawat Nariyah
Merupakan bentuk solawat kontemporer yang tidak tercantum dalam hadits atau Al-Qur’an, sehingga dikategorikan oleh sebagian ulama sebagai bid’ah hasanah (inovasi bermakna baik). Selawat ini dibenarkan selama tidak keluar dari norma Islam.

 

Ringkasan Sejarah Solawat

Aspek Penjelasan

Asal Al-Qur’an Perintah solawat pertama kali turun dalam Surah Al-Ahzab ayat 56.
Landasan Nabi Musa AS Allah dan malaikat-Nya juga bershalawat kepada Nabi; umat Muslim diajarkan mengikuti.
Pahala Sehingga orang yang membaca solawat juga akan mendapat doa dari malaikat.
Transformasi Nusantara Tumbuhnya berbagai shalawat khas seperti Badar, Wahidiyah, Asyghil, dan Nariyah.

 

Kesimpulan

Solawat adalah amalan spiritual mendalam yang memiliki akar kuat dalam Al-Qur’an dan sunnah. Di Indonesia, solawat berkembang menjadi tradisi religius yang hidup dan terus dilestarikan masyarakat sesuai konteks budaya dan spiritualitas masing-masing.

Semoga penjelasan ini bisa memperkaya pemahaman dan kecintaan kita kepada Nabi Muhammad SAW melalui solawat yang tulus.